Site icon Sari Bundo Masakan Padang

Mengapa Gonjong Melengkung Rumah Gadang Harus Ganjil?

Tidak ada elemen arsitektur yang lebih identik dengan Minangkabau selain Gonjong, empat atau enam sudut runcing yang melengkung tajam, menyerupai tanduk kerbau, yang menghiasi atap Rumah Gadang. Gonjong adalah mahkota Rumah Gadang, dan ia bukan hanya hiasan. Dalam adat, bentuk dan jumlah gonjong mengandung filosofi yang dalam dan wajib dipatuhi.

Salah satu pertanyaan kunci mengenai arsitektur ini adalah, Mengapa jumlah Gonjong pada atap Rumah Gadang selalu ganjil, yaitu tiga, lima, atau tujuh?

Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada sinkronisasi antara konstruksi fisik rumah dengan prinsip-prinsip spiritual dan sosial adat.

1. Filosofi Ganjil: Lambang Keseimbangan dan Kekuatan Spiritual

Dalam banyak kebudayaan Timur, termasuk Minangkabau, angka ganjil diyakini memiliki kekuatan spiritual, membawa keberuntungan, dan melambangkan keseimbangan yang sempurna. Filosofi ini diterapkan langsung pada Gonjong:

2. Jumlah Ganjil dan Makna Adatnya

Angka ganjil pada gonjong seringkali tidak dipilih secara acak, tetapi disesuaikan dengan status atau ukuran Rumah Gadang serta jumlah ruang (bilik) yang ada di dalamnya.

Tiga Gonjong

Jika Gonjong berjumlah tiga, ini sering dikaitkan dengan:

Lima Gonjong

Jumlah lima sangat umum dan sering dikaitkan dengan:

Tujuh Gonjong

Jumlah tujuh sering ditemukan pada Rumah Gadang yang sangat besar dan penting (seperti di Kerajaan Pagaruyung), melambangkan:

Filosofi Bentuk: Tanduk Kerbau dan Kejayaan

Bentuk melengkung tajam (gonjong) yang menyerupai tanduk kerbau juga memiliki legenda dan filosofi tersendiri. Legenda Minangkabau menceritakan kemenangan kerbau mereka dalam pertarungan melawan kerbau Jawa, di mana kerbau Minang yang cerdik menggunakan tanduknya yang tajam untuk memenangkan pertarungan.

Oleh karena itu, Gonjong adalah simbol:

Gonjong adalah arsitektur yang hidup. Ia bukan sekadar atap penahan hujan, tetapi sebuah prasasti filosofis yang berdiri kokoh. Jumlahnya yang ganjil menegaskan kesakralan adat, sementara bentuknya yang unik menyatakan identitas dan sejarah kebudayaan Minangkabau di mata dunia.

Exit mobile version